6/08/2011

PANCASILA KEMBALI DIAJARKAN DI SEKOLAH

| 6/08/2011
Sejak Tumbangnya rezim Soeharto, mata pelajaran Pancasila yang pada waktu itu namanya PMP (Pendidikan Moral Pancasila) disekolah dasar, menengah dan atas ditiadakan. Karena pada saat itu sebagian orang menganggap bahwa PMP itu menguntungkan pihak Soeharto. Kini belasan tahun sudah sekolah-sekolah  di Indonesia tanpa pelajaran mengenai Pancasila. Memang kita akui bahwa rasa nasionalisme generasi muda kita sedikit lebih menipis. Apakah itu karena tidak adanya pelajaran itu atau karena hal lain belum ada penelitian lebih lanjut tentang itu. Satu hal yang membuat kita sangat terkejut ketika ada dua sekolah yaitu SD Al-Albani Matesih Karanganyaryang dan SMP Al-Irsyad Tawangmangu yang dengan terang-terangan melarang siswanya menghormat bendera, membaca Pancasila dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Itu berarti mulai sekarang kita harus mencari solusi agar jangan sampai rasa nasionalisme itu tergerus habis dari generasi kita. Salah satu cara yang diambil oleh para petinggi negara kita saat ini adalah memasukkan kembali pelajaran Pancasila ke sekolah.

Maka kita boleh bersyukur senada dengan Ketua Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang (UM) Mohammad Noor Syam di Malang, pagi tadi (8/6), yang mengatakan "Saya bersyukur akhirnya Pancasila akan diajarkan kembali dan masuk kurikulum sekolah setelah belasan tahun (pascaOrde Baru) tidak diajarkan lagi di sekolah,"

Menurut Guru Besar Emeritus UM itu, metode apapun bisa dipakai guru (pengajar), yang penting makna falsafah Pancasila dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari bisa tersampaikan dan mudah dipahami siswa.
Noor Syam mengakui, sejak materi Pancasila tak lagi diajarkan di sekolah, bahkan program Penataran Pedoman Penghayatan Pancasila (P4) yang beberapa tahun lalu wajib diikuti siswa dan mahasiswa baru, kondisi generasi muda Indonesia kehilangan arah.

Sehingga, lanjutnya, bermunculan aliran-aliran maupun keyakinan yang tidak tentu arah karena generasi mudanya sudah tidak mengenal lagi Pancasila sebagai landasan hakiki dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

"Ketika generasi muda mulai kehilangan pegangan kuat, yakni Pancasila, kita baru sadar jika kita sudah jauh meninggalkan falsafah Pancasila yang selama ini mampu mempersatukan bangsa. Dan, memasukkan kembali ajaran luhur nilai-nilai Pancasila dalam kurukulum sekolah," ujarnya menambahkan.

Ia menegaskan, wawasan kebangsaan yang dijiwai sistem filsafat dan ideologi nasional Pancasila, bangsa Indonesia akan lebih tegar menghadapi berbagai tantangan zaman karena Pancasila selalu terpancar dalam karakter kepribadian SDM-nya.

Seharusnya, katanya, bangsa Indonesia patut bersyukur dan bangga mewarisi sistem Filsafat Pancasila yang sungguh-sungguh unggul, luhur dan paripurna.

Meski relatif muda, tegas Noor Syam, tantangan demi tantangan terbukti integritas Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 1945 tetap tegak dan utuh.



"Kita tidak memungkiri banyak cobaan dengan munculnya berbagai masalah yang berkaitan dengan keyakinan dan ajaran baru dan tidak sesuai dengan Pancasila, namun semua itu tidak menggoyahkan NKRI," tegasnya.

Oleh karena itu, tegas Noor Syam, sebelum generasi muda bangsa Indonesia jauh meninggalkan Pancasila, pemerintah harus mengantisipasinya. Salah satu upaya itu adalah menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara kepada anak-anak sekolah, bahkan mahasiswa.

"Saya yakin Pancasila yang diajarkan dan disosialisasikan secara terus menerus kepada anak-anak sekolah, mahasiswa dan masyarakat umum akan mampu membentengi mereka dari berbagai godaan dan sikap mereka juga akan mencerminkan Pancasila yang menginginkan hidup damai dan saling membantu serta menghormati," katanya menegaskan.

Home

Related Posts

No comments:

6/08/2011

PANCASILA KEMBALI DIAJARKAN DI SEKOLAH

Sejak Tumbangnya rezim Soeharto, mata pelajaran Pancasila yang pada waktu itu namanya PMP (Pendidikan Moral Pancasila) disekolah dasar, menengah dan atas ditiadakan. Karena pada saat itu sebagian orang menganggap bahwa PMP itu menguntungkan pihak Soeharto. Kini belasan tahun sudah sekolah-sekolah  di Indonesia tanpa pelajaran mengenai Pancasila. Memang kita akui bahwa rasa nasionalisme generasi muda kita sedikit lebih menipis. Apakah itu karena tidak adanya pelajaran itu atau karena hal lain belum ada penelitian lebih lanjut tentang itu. Satu hal yang membuat kita sangat terkejut ketika ada dua sekolah yaitu SD Al-Albani Matesih Karanganyaryang dan SMP Al-Irsyad Tawangmangu yang dengan terang-terangan melarang siswanya menghormat bendera, membaca Pancasila dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Itu berarti mulai sekarang kita harus mencari solusi agar jangan sampai rasa nasionalisme itu tergerus habis dari generasi kita. Salah satu cara yang diambil oleh para petinggi negara kita saat ini adalah memasukkan kembali pelajaran Pancasila ke sekolah.

Maka kita boleh bersyukur senada dengan Ketua Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang (UM) Mohammad Noor Syam di Malang, pagi tadi (8/6), yang mengatakan "Saya bersyukur akhirnya Pancasila akan diajarkan kembali dan masuk kurikulum sekolah setelah belasan tahun (pascaOrde Baru) tidak diajarkan lagi di sekolah,"

Menurut Guru Besar Emeritus UM itu, metode apapun bisa dipakai guru (pengajar), yang penting makna falsafah Pancasila dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari bisa tersampaikan dan mudah dipahami siswa.
Noor Syam mengakui, sejak materi Pancasila tak lagi diajarkan di sekolah, bahkan program Penataran Pedoman Penghayatan Pancasila (P4) yang beberapa tahun lalu wajib diikuti siswa dan mahasiswa baru, kondisi generasi muda Indonesia kehilangan arah.

Sehingga, lanjutnya, bermunculan aliran-aliran maupun keyakinan yang tidak tentu arah karena generasi mudanya sudah tidak mengenal lagi Pancasila sebagai landasan hakiki dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

"Ketika generasi muda mulai kehilangan pegangan kuat, yakni Pancasila, kita baru sadar jika kita sudah jauh meninggalkan falsafah Pancasila yang selama ini mampu mempersatukan bangsa. Dan, memasukkan kembali ajaran luhur nilai-nilai Pancasila dalam kurukulum sekolah," ujarnya menambahkan.

Ia menegaskan, wawasan kebangsaan yang dijiwai sistem filsafat dan ideologi nasional Pancasila, bangsa Indonesia akan lebih tegar menghadapi berbagai tantangan zaman karena Pancasila selalu terpancar dalam karakter kepribadian SDM-nya.

Seharusnya, katanya, bangsa Indonesia patut bersyukur dan bangga mewarisi sistem Filsafat Pancasila yang sungguh-sungguh unggul, luhur dan paripurna.

Meski relatif muda, tegas Noor Syam, tantangan demi tantangan terbukti integritas Sistem Kenegaraan Pancasila-UUD Proklamasi 1945 tetap tegak dan utuh.



"Kita tidak memungkiri banyak cobaan dengan munculnya berbagai masalah yang berkaitan dengan keyakinan dan ajaran baru dan tidak sesuai dengan Pancasila, namun semua itu tidak menggoyahkan NKRI," tegasnya.

Oleh karena itu, tegas Noor Syam, sebelum generasi muda bangsa Indonesia jauh meninggalkan Pancasila, pemerintah harus mengantisipasinya. Salah satu upaya itu adalah menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara kepada anak-anak sekolah, bahkan mahasiswa.

"Saya yakin Pancasila yang diajarkan dan disosialisasikan secara terus menerus kepada anak-anak sekolah, mahasiswa dan masyarakat umum akan mampu membentengi mereka dari berbagai godaan dan sikap mereka juga akan mencerminkan Pancasila yang menginginkan hidup damai dan saling membantu serta menghormati," katanya menegaskan.

Home

No comments: