Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts

5/05/2014

Lagu Berbentuk Pantun

Lagu Berbentuk Pantun

Contoh lagu berbentuk pantun :

CINDAI
Penyanyi: Siti Nurhaliza
Cindailah mana tidak berkias
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu
Mendendam unggas liar di hutan
Jalan yang tinggal jangan berliku
Tilamku emas cadarnya intan
Berbantal lengan tidurku
Hias cempaka kenanga tepian
Mekarnya kuntum nak idam kumbang
Puas kujaga si bunga impian
Gugurnya sebelum berkembang
Hendaklah hendak hendak kurasa
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak tidak kudaya
Tingginya tidak terlawan
Janganlah jangan jangan kuhiba
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan kupinta
Merajuk bukan berpanjangan
Akar beringin tidak berbatas
Cuma bersilang paut di tepi
Bidukku lilin layarnya kertas
Seberang laut berapi
Gurindam lagu bergema takbir
Tiung bernyanyi pohonan jati
Bertanam tebu di pinggir bibir
Rebung berduri di hati
Laman memutih pawana menerpa
Langit membiru awan bertali
Bukan dirintih pada siapa
Menunggu sinarkan kembali

Home

5/03/2014

Menemukan Jenis-jenis Pantun

Menemukan Jenis-jenis Pantun

Menemukan Jenis-jenis Pantun
Pantun dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut tujuannya. Pertama, pantun nasihat, yaitu pantun yang bertujuan memberi nasihat dan pesan moral. Kedua, pantun cinta atau remaja yang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan terkait dengan masalah cinta. Ketiga, pantun jenaka yang hanya bertujuan untuk menghibur atau berkelakar.
Klasifikasikanlah pantun-pantun berikut sesuai dengan jenisnya, kemudian berilah alasan!
Pantun 1
Pulau pandan jauh ke tengah
Gunung Daik bercabang tiga
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik dikenang juga
Pantun 2
Pohon manggis di tepi rawa
Tempat kakek 1 tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat kakek bermain gundu
Pantun 3
Dari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta
Dari mata turun ke kali
Pantun 4
Tanam jerangau di bukit tinggi
Mati dipijak anak badak
Melihat sang bangau sakit gigi
Gelak terbahak penghulu katak
Pantun 5
Anak bakau di rumpun salak
patah taruknya6 ditimpa genta
Riuh kerbau tergelak-gelak
Melihat beruk berkaca mata

Home

5/02/2014

Menulis Pantun

Menulis Pantun

Menulis Pantun
Pantun adalah wujud konkret warisan budaya leluhur yang harus kita lestarikan. Coba kamu amati kegunaan pantun dalam kehidupan kita sehari-hari: di radio, di televisi, atau di media cetak! Coba kamu sebutkan beberapa lagu yang di dalamnya terdapat bait-bait pantun! Nah, ternyata hampir semua acara di radio/televisi selalu menggunakan pantun sebagai media untuk memperindah /menghangatkan acara. Melihat begitu banyak kegunaan pantun dalam kehidupan kita, pada pembelajaran ini kamu akan belajar menulis pantun. Agar kamu dapat menulis pantun yang memenuhi syarat-syarat pantun, lakukanlah aktivitas berikut: (1) dapat menemukan ciri-ciri pantun, (2) menemukan jenis-jenis pantun, (3) menyanyikan lagu berbentuk pantun, (4) melengkapi pantun yang rumpang, dan pantun karmina (dua baris) (5) adu cepat berbalas pantun.
d. sisipan (infiks) adalah imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar, misalnya kata kinerja berasal dari kata kerja dan mendapat sisipan –in-.
Identifikasilah kata-kata berimbuhan yang terdapat pada paragraf berikut!
1. Menemukan Ciri Pantun
Bacalah contoh pantun berikut!
Contoh pantun
Jual pepaya dengan kandil
Kandil buatan orang Inggris
Melihat buaya menyandang bedil
Sapi dan kerbau tegak berbaris
Anak bakau di rumpun salak
Patah taruknya ditimpa genta
Riuh kerbau tergelak-gelak
Melihat beruk berkaca-mata
Pohon manggis pohon embacang
Ketiga dengan pohon lulita
Duduk menangis abang pincang
Katanya jalan tidak rata
Kalau ada sumur di ladang
Bolehkah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi

Home

5/01/2014

ORANG-ORANG BUTA DAN SEEKOR GAJAH

ORANG-ORANG BUTA DAN SEEKOR GAJAH

ORANG-ORANG BUTA DAN SEEKOR GAJAH
Suatu ketika, Budha menceritakan sebuah ceritera tentang orang-orang buta dan seekor gajah. Budha tak mengerti mengapa banyak ajaran waktu itu, contohnya ajaran keagamaan, saling mempersoalkan kebenaran dan masing-masing menyatakan hanya ajarannya sendiri yang paling benar, sementara ajaran agama lain salah. Setelah Budha wafat, ceritera ini tersebar tidak hanya di India saja, tetapi juga di negara dan budaya lain, ceritera ini dikenal dan diceritakan. Sampai saat ini, cerita ini masih menjadi bacaan wajib dalam buku-buku pelajaran di sekolah.
Suatu ketika, seorang raja di India utara memerintahkan pegawai-pegawainya untuk mengumpulkan orang-orang yang buta sejak lahir ke istana kota raja. Sang raja juga memerintahkan pegawainya untuk membawa seekor gajah ke istana. Orang-orang buta ini sepanjang hidupnya belum pernah sama sekali mengerti apa itu gajah. Mereka tidak tahu seperti apakah gajah itu. Sekarang, sang raja memerintahkan mereka untuk menyentuhnya. Mereka hanya diperbolehkan menyentuh bagian-bagian tertentu saja, bukan gajah secara keseluruhan. Setelah beberapa waktu menunggu, mereka dipersilahkan mengatakan, bagaimana dan apa itu gajah.
Seorang buta yang telah meraba bagian kakinya membandingkan gajah dengan gelondong kayu. Seorang buta yang telah meraba perutnya membandingkannya dengan sebuah balon. Seorang buta yang telah meraba taringnya membandingkannya dengan sebatang kayu yang bulat dan halus. Seorang buta yang telah meraba kepalanya membandingkannya dengan sebuah panci. Seorang buta yang telah meraba belalainya membandingkannya dengan selang air. Akhirnya seorang buta lain yang telah meraba bagian ekornya tidak mau ketinggalan. Ia membandingkan seekor gajah dengan tali tambang yang sudah rusak.Masing-masing dari mereka memiliki penjelasannya sendiri tentang seekor gajah.
Oleh karena gambaran mereka tentang gajah berbeda, mulailah mereka bertengkar. Masing-masing sangat yakin bahwa hanya penjelasannyalah yang paling benar dan kepunyaan yang lainnya salah. Akhirnya mereka saling berantem dan dengan demikian sang raja terhibur.
Siapakah yang salah dan siapakah yang benar? Adakah seorang dari mereka memiliki kebenaran? Yang pasti sang rajalah yang salah karena telah mempermainkan orang buta. Bagi orang-orang buta sejak lahir, sangatlah sulit mendeskripsikan gajah tanpa merabanya secara utuh. Masing-masing dari mereka telah menggambarkan dengan tepat apa yang mereka rasakan. Mereka telah melakukannya dengan benar. Masing-masing mengatakan kebenaran. Tak seorang pun berbohong karena mereka hanya diperbolehkan meraba bagian-bagian tertentu saja.
Kesalahan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja.cara keseluruhan.
Kesalahan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja.
Bayangkan seumpama satu di antara mereka seorang ilmuwan, maka ia akan mencari penyelesaian dengan gaya para ilmuwan, yaitu dengan metode persentase atau statistik. Ia akan segera mendata berapa banyak orang buta yang membandingkan dengan selang air, berapa persen yang membandingkannya dengan gelondongan kayu, dan seterusnya.
Akhirnya ia memperoleh hasil sebagai berikut: 40% membandingkannya dengan gelondongan kayu, 20% dengan batang kayu yang bulat dan halus, dan masing-masing 10% dari mereka yang membandingkannya dengan panci besar, sebuah balon, selang air dan tali tambang yang rusak. Sangat logis bukan? Seekor gajah memiliki 4 kaki besar seperti gelondong kayu (40%) dan 2 taring (20%), Sedangkan untuk kepala, belalai, perut dan ekor hanya 1 (10%). Sebagaimana para ilmuwan meyakini bahwa kemayoritasan memainkan peranan, cenderung yakin bahwa mayoritas adalah kebenaran, maka ia menyatakan bahwa seekor gajah itu seperti gelondongan kayu karena hampir setengah menyatakannya. Jadi di dalam kasus ini, mayoritas tidak otomatis sebuah kebenaran.
Oleh sebab itu, hanya ada satu pemecahan dari persoalan ini. Orang-orang buta yang hanya meraba bagian-bagian tertentu tersebut harus bekerja sama. Mereka harus bekerja seperti merangkai gambar dari sebuah gambar yang telah dipotong-potong. Lantas katakanlah, seekor gajah itu terdiri dari 4 gelondongan kayu, 2 batang kayu yang bulat dan halus, 1 balon, 1 panci, 1 selang air dan satu tali tambang buntut. Dengan demikian, mereka akan mampu memperolah gambaran tentang seekor gajah secara keseluruhan. Mereka harus menghentikan perselisihan dan bekerja sama. Mereka harus menyatukan gambaran masing-masing dengan gambaran yang didapat temannya. Mereka harus mau belajar dari yang lain. Masing-masing harus menerima dan memahami bahwa ada kebenaran dari penjelasan orang lain. Masing-masing harus mempertimbangkan bahwa mereka bukan satu-satunya pemaham kebenaran.
Barangsiapa mau membagi pengetahuan dengan orang lain, ia tak akan sedikit pun kehilangan. Justru sebaliknya, jika pengetahuan dibagi, pengetahuannya tidak akan berkurang melainkan bertambah. Kita manusia memang seperti dongeng orang-orang buta ini. Kita tetap buta, kita mirip mereka ini.
1) Kita hanya mengambil sebagian (secuil) dari keseluruhan sebuah kenyataan.
2) Kita hanya memahami sebagian (secuil) dari kekompleksan sebuah kenyataan.
3) Kita hanya memegang sebuah pengertian yang terbatas dari seluruh kenyataan.
4) Kita hanya ingin selalu melawan dan menentang apa yang berbeda dari kita.
5) Kita berjuang mati-matian mempertahankan pernyataan kita sebagai satu-satunya kebenaran.
6) Kita hanya ingin tampak pandai dengan perselisihan, bukan belajar.
7) Kita harus bertindak ini (menerima, mendengarkan, dan memahami apa yang dikatakan orang lain), jika kita ingin mengetahui lebih banyak.
Sankt Augustin, 151204
sarikata.com

Home
no image

Menemukan Hal-hal Menarik dari Dongeng yang Diperdengarkan

Menemukan Hal-hal Menarik dari Dongeng yang Diperdengarkan

Dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian pada zaman dahulu yang bersifat aneh-aneh/ajaib. Dongeng memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan, antara lain sebagai alat pendidikan dan sebagai hiburan. Cerita-cerita dongeng banyak memuat pelajaran moral yang dapat diambil hikmahnya.
Untuk dapat menceritakan kembali isi dongeng yang kamu dengarkan dan mengungkapkan hal-hal menarik dari dongeng, kamu akan melakukan aktivitas berikut: (1) mendengarkan dongeng, (2) menceritakan kembali isi dongeng secara lisan, (3) menilai kemampuan menceritakan kembali isi dongeng secara lisan, dan (4) mengungkapkan hal-hal menarik dari dongeng.

Contoh dongeng yang akan diperdengarkan (Bisa diganti)

ARYA MENAK
Dikisahkan pada zaman Arya Menak hidup, pulau Madura masih sangat subur. Hutannya sangat lebat. Ladang-ladang padi menguning. Arya Menak adalah seorang pemuda yang sangat gemar mengembara ke tengah hutan.
Pada suatu bulan purnama, ketika dia beristirahat di bawah pohon di dekat sebuah danau, dilihatnya cahaya sangat terang berpendar di pinggir danau itu. Perlahan-lahan ia mendekati sumber cahaya tadi. Alangkah terkejutnya, ketika dilihatnya tujuh orang bidadari sedang mandi dan bersenda gurau di sana. Ia sangat terpesona oleh kecantikan mereka. Timbul keinginannya untuk memiliki seorang di antara mereka. Ia pun mengendap-endap, kemudian dengan secepat kilat diambil sebuah selendang dari bidadari-bidadari itu.
Arya Menak Sedang Terpesona
Tak lama kemudian, para bidadari itu selesai mandi dan bergegas mengambil pakaiannya masing-masing. Mereka pun terbang ke istananya di surga kecuali yang termuda. Bidadari itu tidak dapat terbang tanpa selendangnya. Ia pun sedih dan menangis.
Arya Menak kemudian mendekatinya. Ia berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Ditanyakannya apa yang terjadi pada bidadari itu. Lalu ia mengatakan: “Ini mungkin sudah kehendak para dewa agar bidadari berdiam di bumi untuk sementara waktu. Janganlah bersedih. Saya akan berjanji menemani dan menghiburmu.”
Bidadari itu rupanya percaya dengan omongan Arya Menak. Ia pun tidak menolak ketika Arya Menak menawarkan padanya untuk tinggal di rumah Arya Menak. Selanjutnya, Arya Menak melamarnya. Bidadari itu pun menerimanya.
Dikisahkan, bahwa bidadari itu masih memiliki kekuatan gaib. Ia dapat memasak sepanci nasi hanya dari sebutir beras. Syaratnya adalah Arya Menak tidak boleh menyaksikannya.
Pada suatu hari, Arya Menak menjadi penasaran. Beras di lumbungnya tidak pernah berkurang meskipun bidadari memasaknya setiap hari. Ketika istrinya tidak ada di rumah, ia mengendap-endap ke dapur dan membuka panci tempat istrinya memasak nasi. Tindakan ini membuat kekuatan gaib istrinya sirna. Bidadari sangat terkejut mengetahui apa yang terjadi. Mulai saat itu, ia harus memasak beras dari lumbung Arya Menak. Lama kelamaan beras itu pun makin berkurang.
Pada suatu hari, dasar lumbung padi sudah kelihatan. Alangkah terkejutnya bidadari itu ketika dilihatnya tersembul selendangnya yang hilang. Begitu melihat selendang tersebut, timbul keinginannya untuk pulang ke sorga.
Pada suatu malam, ia mengenakan kembali semua pakaian sorganya. Tubuhnya menjadi ringan, ia pun dapat terbang ke istananya.
Arya Menak menjadi sangat sedih. Karena keingintahuannya, bidadarimeninggalkannya. Sejak saat itu, ia dan anak keturunannya berpantang untuk memakan nasi.
Diambil dari www.sarikata.com

Home

4/30/2014

Pelajaran Nenek Penjual Sapu

Pelajaran Nenek Penjual Sapu

Pelajaran Nenek Penjual Sapu
Seorang teman menceritakan kekagumannya pada seorang nenek yang mangkal di depan Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta. Ketika itu hari Minggu, saat dia dan keluarganya hendak pulang usai silaturahmi bersama kerabat, mereka melawati pasar Godean. Ibu dari teman saya tergoda memebeli ayam goreng di depan pasar untuk sajian makan malam. Kebetulan hari mulai gelap.
Di samping warung ayam goreng tersebut ada seorang nenek berpakaian lusuh bak pengemis, duduk bersimpuh tanpa alas, sambil merangkul tiga ikat sapu ijuk. Keadaannya terlihat payah, lemah, dan tak berdaya. Setelah membayar ayam goreng, ibu teman saya bermaksud memberi Rp1.000,00 karena iba dan menganggap nenek itu pengemis. Saat menyodorkan lembaran uang tadi, tidak diduga si nenek malah menunduk kecewa dan menggeleng pelan. Sekali lagi diberi uang, sekali lagi nenek itu menolak.
Penjual ayam goreng kebetulan melihat kejadian itu kemudian menjelaskan bahwa nenek itu bukanlah pengemis, melainkan penjual sapu ijuk. Paham akan maksud keberadaan sang nenek yang sebenarnya, ibu teman saya akhirnya memutuskan membeli tiga sapunya yang berharga Rp1.500,00 per ikat, meskipun ijuknya jarang-jarang dan tidak bagus, ikatannya pun longgar.
Setelah menerima uang Rp5000,00 si nenek tampak ngedumel sendiri. Ternyata tidak punya kembalian. “Ambil saja uang kembaliannya,” kata ibu dari teman saya. Namun, si nenek ngotot untuk mencari uang kemablian Rp500,00. Dia lalu bangkit dan dengan susah payah menukar uang di warung terdekat.
Ibu teman saya terpaku melihat polah sang nenek. Sesampainya di mobil, ia masih terus berpikir, bagaimana mugnkin di zaman sekarang masih ada yang begitu jujur, mandir, dan mempunyai harga diri yang begitu tinggi.
Sumber: Intisari, Agustus 2004

Home

4/29/2014

Perjuangan Menjadi Finalis Pildacil

Perjuangan Menjadi Finalis Pildacil

Perjuangan Menjadi Finalis Pildacil
Teman, namaku Trismunandar, kelas 5 SD. Aku ditunjuk oleh pihak sekolah untuk mengikuti Pildalcil, yaitu pemilihan dai cilik ke-3 di Lativi. Audisi di Yogyakarta dilaksanakan Januari lalu. Saat itu aku memilih tema tentang akhlak manusia. Aku grogi banget sampai lupa dan mengulang dua kali. Sebulan kemudian aku dipanggil kepala sekolah untuk mengikuti final Pildacil di Jakarta.
Teman, aku menangis sedih, karena aku buta dan membuatku tidak percaya diri. Rasa rendah diri terus menghantuiku. Aku takut, di Jakarta nanti tidak punya teman. Tapi, guru, teman-teman dan keluargaku terus memompa semangatku.
Didampingi ibu, aku berangkat ke Jakarta. Di tempat karantina aku merasa tidak kerasan dan meminta Ibu untuk mengajakku pulang saja ke rumah. Namun Ibuku dengan sabar terus menasihatiku.
Teman, ternyata dugaanku selama ini salah, keenam belas finalis lain selalu menghibur dan berkawan akrab denganku. Mereka tidak memandang sebelah mata terhadap keadaanku yang buta. Aku semakin kerasan dan tumbuh rasa percaya diriku. Aku juga semakin berani tampil di depan lensa kamera karena dibimbing kakak-kakak pembina. Setiap hari jadwal kegiatanku sudah ditentukan, seperti membaca materi, hapalan, kegiatan sosial, dan juga jalan-jalan lho!
Sebenarnya aku tidak memiliki pengalaman berceramah, paling-paling cuma menjadi pewara atau MC di sekolah. Pengalamanku menjadi anggota Junior Yaketonis Band sebagai pemegang keyboard dan sering diundang tampil di berbagai acara dan sekaligus memenangkan beberapa kejuaraan di Yogyakarta mudah-mudahan bisa menambah rasa percaya diriku dan doakan ya mudah-mudahan dapat mengantarku menjadi juara.
Aku menyesal telah meratapi keadaanku. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala kekhilafanku ini. Amin
Dikutip dengan beberapa perubahan dari Mentari, Edisi 320 tahun XXIV 2006

Home

4/28/2014

Menyampaikan Pengumuman

Menyampaikan Pengumuman

Menyampaikan Pengumuman

Menyampaikan pengumuman ternyata bukan pekerjaan mudah. Tentu saja kalau pengumuman yang kita baca diharapkan benar-benar dapat dipahami orang lain dan dapat menyedot perhatian penonton karena kemenarikan cara kita membacanya. Nah, untuk dapat membacakan pengumuman secara menarik, kamu akan melakukan aktivitas berikut: (1) mengenal teknik membacakan teks pengumuman, (2) mengenal improvisasi dalam membacakan teks pengumuman, (3) memberi tanda jeda teks yang akan kamu baca, (4) berlatih membacakan teks pengumuman; dan (5) menilai kemampuan membacakan teks pengumuman.
1. Mengenal Teknik Membacakan Teks Pengumuman
Perhatikanlah gambar pewara berwajah tampan yang terkenal karena kesuksesannya membawakan acara Akademi Fantasi Indosiar (AFI) berikut ini!

Ya, Adi Nugroho, kariernya diawali dari seorang penyiar radio, ia mengikuti audisi untuk menjadi pewara AFI. Ia berhasil dan sekaligus sukses menjadi pewara yang pintar mengobarkan emosi penonton dan menguras air mata pemirsa. Penonton yang semula tenang, asyik menyaksikan konser AFI, perlahan-lahan emosinya terusik, diajak menengok saat-saat yang mengharukan, sebelum ia menyampaikan pengumuman tentang siapa akademia yang tereliminasi. Kepandaiannya dalam mengobarkan emosi penonton membuat suasana yang semula ceria menjadi banjir air mata.
Pengumuman yang dikemas secara menarik dan dibacakan dengan penuh penghayatan, ternyata berhasil mengobarkan emosi penonton dan menguras air mata jutaan pemirsa.

Pernahkah kalian melihat model pembacaan pengumuman yang menarik seperti yang dilakukan oleh Adi Nugroho? Ceritakanlah jika kalian pernah menjumpai pembacaan pengumuman yang semenarik atau lebih menarik daripada Adi Nugroho!
2. Mengenal Improvisasi Pembacaan Teks Pengumuman
Jika kamu perhatikan dengan saksama, teks pengumuman memang sangat singkat dan padat. Namun, sebagai pembaca pengumuman, kamu harus dapat membacakan teks yang singkat dan padat itu dengan cara yang menarik. Untuk itu, kamu dituntut melakukan improvisasi untuk menunjang kemenarikan pembacaan pengumuman yang akan kamu bacakan. Identifikasilah bentuk-bentuk improvisasi pembacaan teks pengumuman untuk menjadikan pembacaan berkesan dan menarik!

 Bentuk-bentuk improvisasi dalam membacakan teks pengumuman:
• iringan musik
• kata pengantar sebelum pengumuman dibacakan
• variasi intonasi: naik turun, cepat lambat; keras lunak
• komentar singkat terkait dengan pemenang
• mengemukakan anekdot, sindiran
• humor
• …………….

3. Memberi Tanda Jeda Pembacaan
Sebelum teks pengumuman kita bacakan, terlebih dahulu kita harus membubuhkan tanda jeda pembacaan. Perhatikan contoh pemberian tanda jeda pada teks pengumuman berikut!
Teks 1)
Kepada: /
Kru Star FM / dan Masyarakat Umum
Untuk mengembangkan kemampuaan di bidang kepenyiaran, / Manajer Star FM/ akan mengadakan pelatihan singkat kepenyiaran / kepada para kru Star FM dan kepada masyarakat yang berminat. //
Pelatihan akan dilaksanakan pada hari Rabu, / 12 Mei dan Kamis 13 Mei / pukul 14 —15 WIB. //
Kru dan masyarakat yang berminat mengikuti pelatihan ini / dimohon segera mengisi formulir pendaftaran / dan mengembalikan formulir tersebut / paling lambat tanggal 10 Mei 2008. //
Manager Operasional / Star FM //

Keterangan:
/ : ambil napas sejenak // : berhenti sejenak

4. Membacakan Pengumuman
a. Bentuklah beberapa kelompok!
c. Pilihlah satu pembaca pengumuman terbaik dari kelompokmu untuk membacakan teks pengumuman di hadapan teman-teman sekelas!
d. Tiap kelompok memberikan penilaian terhadap kelompok yang tampil!
Teks 1)
LULUSAN TERBAIK SMP NEGERI PEMBINA
TAHUN 2008
DINA ANUGERAHWATI (IX-A)
DODIK ASMOROHADI (IX-B)
RARAS PONCOWATI (IX-B)
Pengumuman tentang lulusan terbaik yang dibacakan pada saat perpisahan siswa kelas IX, dihadiri para orang tua/wali siswa!
Teks 2)
Kepada: /
Kru Star FM / dan Masyarakat Umum
Untuk mengembangkan kemampuan di bidang kepenyiaran, / Manajer Star FM/ akan mengadakan pelatihan singkat kepenyiaran / kepada para kru Star FM dan kepada masyarakat yang berminat. // Pelatihan akan dilaksanakan pada hari Rabu, / 12 Mei dan Kamis 13 Mei / pukul 14—15 WIB. //
Kru dan masyarakat yang berminat mengikuti pelatihan ini / dimohon segera mengisi formulir pendaftaran / dan mengembalikan formulir tersebut paling lambat tanggal 10 Mei 2008. //
Manager Operasional / Star FM //

Home


Watashi wa Larasati des, dozoo yoroshiku

Watashi wa Larasati des, dozoo yoroshiku

Aku bersemangat sekali ikut kursus bahasa Jepang di Surabaya karena di samping tertarik dengan huruf-hurufnya, kudengar tempat kursus yang kutuju juga mempunyai sensei (guru) orang Jepang. Hari itu kami masuk kelas dengan gembira. Pada saat awal kami diberitahu oleh petugas administrasi bahwa di kelas kami ada dua nama yang sama, yaitu: Joko Bagus. Oleh sebab itu, petugas kemudian menambahkan inisial A dan B pada akhir kedua nama itu.
Pelajaran pertama diisi oleh sensei dari Jepang. Dia mengajak kami untuk saling memperkenalkan diri dengan memberikan contoh. Pertama, dia mencontohkan dengan memperkenalkan diri sendiri. Setelah itu, dia melihat daftar presensi dan mulai membaca nama yang ada untuk contoh. Dia katakan: “Watashi wa Larasati des, dozoo yoroshiku”. Kami mengangguk-angguk tanda mengerti. Setelah itu dia membaca presensi lagi dan mengatakan, “Watashi wa, Joko Bagus Be des…” (baca: watashi wa joko bagus bedes) sampai di situ sontak kami tertawa riuh bahkan ada yang tertawa terpingkal-pingkal. Joko Bagus pun menggerutu dan bergumam dengan bahasa Suroboyo-an: “Aduuuh…mosok, bagus-bagus ngene dikira bedes, Rek” (‘Masak, cakep-cakep begini dikira kera.’), Tawa kami pun semakin meledak dan sensei kami akhirnya ikut tersenyum-senyum walaupun wajahnya terlihat bingung (KL, Ajisai, Vol.1, No.1, Oktober 2002 dalam Kisyani, 2004).

Home


Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts

5/05/2014

Lagu Berbentuk Pantun

Contoh lagu berbentuk pantun :

CINDAI
Penyanyi: Siti Nurhaliza
Cindailah mana tidak berkias
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu
Mendendam unggas liar di hutan
Jalan yang tinggal jangan berliku
Tilamku emas cadarnya intan
Berbantal lengan tidurku
Hias cempaka kenanga tepian
Mekarnya kuntum nak idam kumbang
Puas kujaga si bunga impian
Gugurnya sebelum berkembang
Hendaklah hendak hendak kurasa
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak tidak kudaya
Tingginya tidak terlawan
Janganlah jangan jangan kuhiba
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan kupinta
Merajuk bukan berpanjangan
Akar beringin tidak berbatas
Cuma bersilang paut di tepi
Bidukku lilin layarnya kertas
Seberang laut berapi
Gurindam lagu bergema takbir
Tiung bernyanyi pohonan jati
Bertanam tebu di pinggir bibir
Rebung berduri di hati
Laman memutih pawana menerpa
Langit membiru awan bertali
Bukan dirintih pada siapa
Menunggu sinarkan kembali

Home

5/03/2014

Menemukan Jenis-jenis Pantun

Menemukan Jenis-jenis Pantun
Pantun dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut tujuannya. Pertama, pantun nasihat, yaitu pantun yang bertujuan memberi nasihat dan pesan moral. Kedua, pantun cinta atau remaja yang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan terkait dengan masalah cinta. Ketiga, pantun jenaka yang hanya bertujuan untuk menghibur atau berkelakar.
Klasifikasikanlah pantun-pantun berikut sesuai dengan jenisnya, kemudian berilah alasan!
Pantun 1
Pulau pandan jauh ke tengah
Gunung Daik bercabang tiga
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik dikenang juga
Pantun 2
Pohon manggis di tepi rawa
Tempat kakek 1 tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat kakek bermain gundu
Pantun 3
Dari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta
Dari mata turun ke kali
Pantun 4
Tanam jerangau di bukit tinggi
Mati dipijak anak badak
Melihat sang bangau sakit gigi
Gelak terbahak penghulu katak
Pantun 5
Anak bakau di rumpun salak
patah taruknya6 ditimpa genta
Riuh kerbau tergelak-gelak
Melihat beruk berkaca mata

Home

5/02/2014

Menulis Pantun

Menulis Pantun
Pantun adalah wujud konkret warisan budaya leluhur yang harus kita lestarikan. Coba kamu amati kegunaan pantun dalam kehidupan kita sehari-hari: di radio, di televisi, atau di media cetak! Coba kamu sebutkan beberapa lagu yang di dalamnya terdapat bait-bait pantun! Nah, ternyata hampir semua acara di radio/televisi selalu menggunakan pantun sebagai media untuk memperindah /menghangatkan acara. Melihat begitu banyak kegunaan pantun dalam kehidupan kita, pada pembelajaran ini kamu akan belajar menulis pantun. Agar kamu dapat menulis pantun yang memenuhi syarat-syarat pantun, lakukanlah aktivitas berikut: (1) dapat menemukan ciri-ciri pantun, (2) menemukan jenis-jenis pantun, (3) menyanyikan lagu berbentuk pantun, (4) melengkapi pantun yang rumpang, dan pantun karmina (dua baris) (5) adu cepat berbalas pantun.
d. sisipan (infiks) adalah imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar, misalnya kata kinerja berasal dari kata kerja dan mendapat sisipan –in-.
Identifikasilah kata-kata berimbuhan yang terdapat pada paragraf berikut!
1. Menemukan Ciri Pantun
Bacalah contoh pantun berikut!
Contoh pantun
Jual pepaya dengan kandil
Kandil buatan orang Inggris
Melihat buaya menyandang bedil
Sapi dan kerbau tegak berbaris
Anak bakau di rumpun salak
Patah taruknya ditimpa genta
Riuh kerbau tergelak-gelak
Melihat beruk berkaca-mata
Pohon manggis pohon embacang
Ketiga dengan pohon lulita
Duduk menangis abang pincang
Katanya jalan tidak rata
Kalau ada sumur di ladang
Bolehkah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi

Home

5/01/2014

ORANG-ORANG BUTA DAN SEEKOR GAJAH

ORANG-ORANG BUTA DAN SEEKOR GAJAH
Suatu ketika, Budha menceritakan sebuah ceritera tentang orang-orang buta dan seekor gajah. Budha tak mengerti mengapa banyak ajaran waktu itu, contohnya ajaran keagamaan, saling mempersoalkan kebenaran dan masing-masing menyatakan hanya ajarannya sendiri yang paling benar, sementara ajaran agama lain salah. Setelah Budha wafat, ceritera ini tersebar tidak hanya di India saja, tetapi juga di negara dan budaya lain, ceritera ini dikenal dan diceritakan. Sampai saat ini, cerita ini masih menjadi bacaan wajib dalam buku-buku pelajaran di sekolah.
Suatu ketika, seorang raja di India utara memerintahkan pegawai-pegawainya untuk mengumpulkan orang-orang yang buta sejak lahir ke istana kota raja. Sang raja juga memerintahkan pegawainya untuk membawa seekor gajah ke istana. Orang-orang buta ini sepanjang hidupnya belum pernah sama sekali mengerti apa itu gajah. Mereka tidak tahu seperti apakah gajah itu. Sekarang, sang raja memerintahkan mereka untuk menyentuhnya. Mereka hanya diperbolehkan menyentuh bagian-bagian tertentu saja, bukan gajah secara keseluruhan. Setelah beberapa waktu menunggu, mereka dipersilahkan mengatakan, bagaimana dan apa itu gajah.
Seorang buta yang telah meraba bagian kakinya membandingkan gajah dengan gelondong kayu. Seorang buta yang telah meraba perutnya membandingkannya dengan sebuah balon. Seorang buta yang telah meraba taringnya membandingkannya dengan sebatang kayu yang bulat dan halus. Seorang buta yang telah meraba kepalanya membandingkannya dengan sebuah panci. Seorang buta yang telah meraba belalainya membandingkannya dengan selang air. Akhirnya seorang buta lain yang telah meraba bagian ekornya tidak mau ketinggalan. Ia membandingkan seekor gajah dengan tali tambang yang sudah rusak.Masing-masing dari mereka memiliki penjelasannya sendiri tentang seekor gajah.
Oleh karena gambaran mereka tentang gajah berbeda, mulailah mereka bertengkar. Masing-masing sangat yakin bahwa hanya penjelasannyalah yang paling benar dan kepunyaan yang lainnya salah. Akhirnya mereka saling berantem dan dengan demikian sang raja terhibur.
Siapakah yang salah dan siapakah yang benar? Adakah seorang dari mereka memiliki kebenaran? Yang pasti sang rajalah yang salah karena telah mempermainkan orang buta. Bagi orang-orang buta sejak lahir, sangatlah sulit mendeskripsikan gajah tanpa merabanya secara utuh. Masing-masing dari mereka telah menggambarkan dengan tepat apa yang mereka rasakan. Mereka telah melakukannya dengan benar. Masing-masing mengatakan kebenaran. Tak seorang pun berbohong karena mereka hanya diperbolehkan meraba bagian-bagian tertentu saja.
Kesalahan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja.cara keseluruhan.
Kesalahan dari masing-masing orang buta tersebut bukan soal kualitas dari penjelasannya, melainkan keyakinan dan pernyataan tentang gajah secara keseluruhan dan menganggap penjelasannyalah yang paling benar. Tak seorang pun memiliki gagasan bahwa masing-masing hanya menjelaskan satu bagian saja.
Bayangkan seumpama satu di antara mereka seorang ilmuwan, maka ia akan mencari penyelesaian dengan gaya para ilmuwan, yaitu dengan metode persentase atau statistik. Ia akan segera mendata berapa banyak orang buta yang membandingkan dengan selang air, berapa persen yang membandingkannya dengan gelondongan kayu, dan seterusnya.
Akhirnya ia memperoleh hasil sebagai berikut: 40% membandingkannya dengan gelondongan kayu, 20% dengan batang kayu yang bulat dan halus, dan masing-masing 10% dari mereka yang membandingkannya dengan panci besar, sebuah balon, selang air dan tali tambang yang rusak. Sangat logis bukan? Seekor gajah memiliki 4 kaki besar seperti gelondong kayu (40%) dan 2 taring (20%), Sedangkan untuk kepala, belalai, perut dan ekor hanya 1 (10%). Sebagaimana para ilmuwan meyakini bahwa kemayoritasan memainkan peranan, cenderung yakin bahwa mayoritas adalah kebenaran, maka ia menyatakan bahwa seekor gajah itu seperti gelondongan kayu karena hampir setengah menyatakannya. Jadi di dalam kasus ini, mayoritas tidak otomatis sebuah kebenaran.
Oleh sebab itu, hanya ada satu pemecahan dari persoalan ini. Orang-orang buta yang hanya meraba bagian-bagian tertentu tersebut harus bekerja sama. Mereka harus bekerja seperti merangkai gambar dari sebuah gambar yang telah dipotong-potong. Lantas katakanlah, seekor gajah itu terdiri dari 4 gelondongan kayu, 2 batang kayu yang bulat dan halus, 1 balon, 1 panci, 1 selang air dan satu tali tambang buntut. Dengan demikian, mereka akan mampu memperolah gambaran tentang seekor gajah secara keseluruhan. Mereka harus menghentikan perselisihan dan bekerja sama. Mereka harus menyatukan gambaran masing-masing dengan gambaran yang didapat temannya. Mereka harus mau belajar dari yang lain. Masing-masing harus menerima dan memahami bahwa ada kebenaran dari penjelasan orang lain. Masing-masing harus mempertimbangkan bahwa mereka bukan satu-satunya pemaham kebenaran.
Barangsiapa mau membagi pengetahuan dengan orang lain, ia tak akan sedikit pun kehilangan. Justru sebaliknya, jika pengetahuan dibagi, pengetahuannya tidak akan berkurang melainkan bertambah. Kita manusia memang seperti dongeng orang-orang buta ini. Kita tetap buta, kita mirip mereka ini.
1) Kita hanya mengambil sebagian (secuil) dari keseluruhan sebuah kenyataan.
2) Kita hanya memahami sebagian (secuil) dari kekompleksan sebuah kenyataan.
3) Kita hanya memegang sebuah pengertian yang terbatas dari seluruh kenyataan.
4) Kita hanya ingin selalu melawan dan menentang apa yang berbeda dari kita.
5) Kita berjuang mati-matian mempertahankan pernyataan kita sebagai satu-satunya kebenaran.
6) Kita hanya ingin tampak pandai dengan perselisihan, bukan belajar.
7) Kita harus bertindak ini (menerima, mendengarkan, dan memahami apa yang dikatakan orang lain), jika kita ingin mengetahui lebih banyak.
Sankt Augustin, 151204
sarikata.com

Home

Menemukan Hal-hal Menarik dari Dongeng yang Diperdengarkan

Menemukan Hal-hal Menarik dari Dongeng yang Diperdengarkan

Dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian pada zaman dahulu yang bersifat aneh-aneh/ajaib. Dongeng memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan, antara lain sebagai alat pendidikan dan sebagai hiburan. Cerita-cerita dongeng banyak memuat pelajaran moral yang dapat diambil hikmahnya.
Untuk dapat menceritakan kembali isi dongeng yang kamu dengarkan dan mengungkapkan hal-hal menarik dari dongeng, kamu akan melakukan aktivitas berikut: (1) mendengarkan dongeng, (2) menceritakan kembali isi dongeng secara lisan, (3) menilai kemampuan menceritakan kembali isi dongeng secara lisan, dan (4) mengungkapkan hal-hal menarik dari dongeng.

Contoh dongeng yang akan diperdengarkan (Bisa diganti)

ARYA MENAK
Dikisahkan pada zaman Arya Menak hidup, pulau Madura masih sangat subur. Hutannya sangat lebat. Ladang-ladang padi menguning. Arya Menak adalah seorang pemuda yang sangat gemar mengembara ke tengah hutan.
Pada suatu bulan purnama, ketika dia beristirahat di bawah pohon di dekat sebuah danau, dilihatnya cahaya sangat terang berpendar di pinggir danau itu. Perlahan-lahan ia mendekati sumber cahaya tadi. Alangkah terkejutnya, ketika dilihatnya tujuh orang bidadari sedang mandi dan bersenda gurau di sana. Ia sangat terpesona oleh kecantikan mereka. Timbul keinginannya untuk memiliki seorang di antara mereka. Ia pun mengendap-endap, kemudian dengan secepat kilat diambil sebuah selendang dari bidadari-bidadari itu.
Arya Menak Sedang Terpesona
Tak lama kemudian, para bidadari itu selesai mandi dan bergegas mengambil pakaiannya masing-masing. Mereka pun terbang ke istananya di surga kecuali yang termuda. Bidadari itu tidak dapat terbang tanpa selendangnya. Ia pun sedih dan menangis.
Arya Menak kemudian mendekatinya. Ia berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Ditanyakannya apa yang terjadi pada bidadari itu. Lalu ia mengatakan: “Ini mungkin sudah kehendak para dewa agar bidadari berdiam di bumi untuk sementara waktu. Janganlah bersedih. Saya akan berjanji menemani dan menghiburmu.”
Bidadari itu rupanya percaya dengan omongan Arya Menak. Ia pun tidak menolak ketika Arya Menak menawarkan padanya untuk tinggal di rumah Arya Menak. Selanjutnya, Arya Menak melamarnya. Bidadari itu pun menerimanya.
Dikisahkan, bahwa bidadari itu masih memiliki kekuatan gaib. Ia dapat memasak sepanci nasi hanya dari sebutir beras. Syaratnya adalah Arya Menak tidak boleh menyaksikannya.
Pada suatu hari, Arya Menak menjadi penasaran. Beras di lumbungnya tidak pernah berkurang meskipun bidadari memasaknya setiap hari. Ketika istrinya tidak ada di rumah, ia mengendap-endap ke dapur dan membuka panci tempat istrinya memasak nasi. Tindakan ini membuat kekuatan gaib istrinya sirna. Bidadari sangat terkejut mengetahui apa yang terjadi. Mulai saat itu, ia harus memasak beras dari lumbung Arya Menak. Lama kelamaan beras itu pun makin berkurang.
Pada suatu hari, dasar lumbung padi sudah kelihatan. Alangkah terkejutnya bidadari itu ketika dilihatnya tersembul selendangnya yang hilang. Begitu melihat selendang tersebut, timbul keinginannya untuk pulang ke sorga.
Pada suatu malam, ia mengenakan kembali semua pakaian sorganya. Tubuhnya menjadi ringan, ia pun dapat terbang ke istananya.
Arya Menak menjadi sangat sedih. Karena keingintahuannya, bidadarimeninggalkannya. Sejak saat itu, ia dan anak keturunannya berpantang untuk memakan nasi.
Diambil dari www.sarikata.com

Home

4/30/2014

Pelajaran Nenek Penjual Sapu

Pelajaran Nenek Penjual Sapu
Seorang teman menceritakan kekagumannya pada seorang nenek yang mangkal di depan Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta. Ketika itu hari Minggu, saat dia dan keluarganya hendak pulang usai silaturahmi bersama kerabat, mereka melawati pasar Godean. Ibu dari teman saya tergoda memebeli ayam goreng di depan pasar untuk sajian makan malam. Kebetulan hari mulai gelap.
Di samping warung ayam goreng tersebut ada seorang nenek berpakaian lusuh bak pengemis, duduk bersimpuh tanpa alas, sambil merangkul tiga ikat sapu ijuk. Keadaannya terlihat payah, lemah, dan tak berdaya. Setelah membayar ayam goreng, ibu teman saya bermaksud memberi Rp1.000,00 karena iba dan menganggap nenek itu pengemis. Saat menyodorkan lembaran uang tadi, tidak diduga si nenek malah menunduk kecewa dan menggeleng pelan. Sekali lagi diberi uang, sekali lagi nenek itu menolak.
Penjual ayam goreng kebetulan melihat kejadian itu kemudian menjelaskan bahwa nenek itu bukanlah pengemis, melainkan penjual sapu ijuk. Paham akan maksud keberadaan sang nenek yang sebenarnya, ibu teman saya akhirnya memutuskan membeli tiga sapunya yang berharga Rp1.500,00 per ikat, meskipun ijuknya jarang-jarang dan tidak bagus, ikatannya pun longgar.
Setelah menerima uang Rp5000,00 si nenek tampak ngedumel sendiri. Ternyata tidak punya kembalian. “Ambil saja uang kembaliannya,” kata ibu dari teman saya. Namun, si nenek ngotot untuk mencari uang kemablian Rp500,00. Dia lalu bangkit dan dengan susah payah menukar uang di warung terdekat.
Ibu teman saya terpaku melihat polah sang nenek. Sesampainya di mobil, ia masih terus berpikir, bagaimana mugnkin di zaman sekarang masih ada yang begitu jujur, mandir, dan mempunyai harga diri yang begitu tinggi.
Sumber: Intisari, Agustus 2004

Home

4/29/2014

Perjuangan Menjadi Finalis Pildacil

Perjuangan Menjadi Finalis Pildacil
Teman, namaku Trismunandar, kelas 5 SD. Aku ditunjuk oleh pihak sekolah untuk mengikuti Pildalcil, yaitu pemilihan dai cilik ke-3 di Lativi. Audisi di Yogyakarta dilaksanakan Januari lalu. Saat itu aku memilih tema tentang akhlak manusia. Aku grogi banget sampai lupa dan mengulang dua kali. Sebulan kemudian aku dipanggil kepala sekolah untuk mengikuti final Pildacil di Jakarta.
Teman, aku menangis sedih, karena aku buta dan membuatku tidak percaya diri. Rasa rendah diri terus menghantuiku. Aku takut, di Jakarta nanti tidak punya teman. Tapi, guru, teman-teman dan keluargaku terus memompa semangatku.
Didampingi ibu, aku berangkat ke Jakarta. Di tempat karantina aku merasa tidak kerasan dan meminta Ibu untuk mengajakku pulang saja ke rumah. Namun Ibuku dengan sabar terus menasihatiku.
Teman, ternyata dugaanku selama ini salah, keenam belas finalis lain selalu menghibur dan berkawan akrab denganku. Mereka tidak memandang sebelah mata terhadap keadaanku yang buta. Aku semakin kerasan dan tumbuh rasa percaya diriku. Aku juga semakin berani tampil di depan lensa kamera karena dibimbing kakak-kakak pembina. Setiap hari jadwal kegiatanku sudah ditentukan, seperti membaca materi, hapalan, kegiatan sosial, dan juga jalan-jalan lho!
Sebenarnya aku tidak memiliki pengalaman berceramah, paling-paling cuma menjadi pewara atau MC di sekolah. Pengalamanku menjadi anggota Junior Yaketonis Band sebagai pemegang keyboard dan sering diundang tampil di berbagai acara dan sekaligus memenangkan beberapa kejuaraan di Yogyakarta mudah-mudahan bisa menambah rasa percaya diriku dan doakan ya mudah-mudahan dapat mengantarku menjadi juara.
Aku menyesal telah meratapi keadaanku. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala kekhilafanku ini. Amin
Dikutip dengan beberapa perubahan dari Mentari, Edisi 320 tahun XXIV 2006

Home

4/28/2014

Menyampaikan Pengumuman

Menyampaikan Pengumuman

Menyampaikan pengumuman ternyata bukan pekerjaan mudah. Tentu saja kalau pengumuman yang kita baca diharapkan benar-benar dapat dipahami orang lain dan dapat menyedot perhatian penonton karena kemenarikan cara kita membacanya. Nah, untuk dapat membacakan pengumuman secara menarik, kamu akan melakukan aktivitas berikut: (1) mengenal teknik membacakan teks pengumuman, (2) mengenal improvisasi dalam membacakan teks pengumuman, (3) memberi tanda jeda teks yang akan kamu baca, (4) berlatih membacakan teks pengumuman; dan (5) menilai kemampuan membacakan teks pengumuman.
1. Mengenal Teknik Membacakan Teks Pengumuman
Perhatikanlah gambar pewara berwajah tampan yang terkenal karena kesuksesannya membawakan acara Akademi Fantasi Indosiar (AFI) berikut ini!

Ya, Adi Nugroho, kariernya diawali dari seorang penyiar radio, ia mengikuti audisi untuk menjadi pewara AFI. Ia berhasil dan sekaligus sukses menjadi pewara yang pintar mengobarkan emosi penonton dan menguras air mata pemirsa. Penonton yang semula tenang, asyik menyaksikan konser AFI, perlahan-lahan emosinya terusik, diajak menengok saat-saat yang mengharukan, sebelum ia menyampaikan pengumuman tentang siapa akademia yang tereliminasi. Kepandaiannya dalam mengobarkan emosi penonton membuat suasana yang semula ceria menjadi banjir air mata.
Pengumuman yang dikemas secara menarik dan dibacakan dengan penuh penghayatan, ternyata berhasil mengobarkan emosi penonton dan menguras air mata jutaan pemirsa.

Pernahkah kalian melihat model pembacaan pengumuman yang menarik seperti yang dilakukan oleh Adi Nugroho? Ceritakanlah jika kalian pernah menjumpai pembacaan pengumuman yang semenarik atau lebih menarik daripada Adi Nugroho!
2. Mengenal Improvisasi Pembacaan Teks Pengumuman
Jika kamu perhatikan dengan saksama, teks pengumuman memang sangat singkat dan padat. Namun, sebagai pembaca pengumuman, kamu harus dapat membacakan teks yang singkat dan padat itu dengan cara yang menarik. Untuk itu, kamu dituntut melakukan improvisasi untuk menunjang kemenarikan pembacaan pengumuman yang akan kamu bacakan. Identifikasilah bentuk-bentuk improvisasi pembacaan teks pengumuman untuk menjadikan pembacaan berkesan dan menarik!

 Bentuk-bentuk improvisasi dalam membacakan teks pengumuman:
• iringan musik
• kata pengantar sebelum pengumuman dibacakan
• variasi intonasi: naik turun, cepat lambat; keras lunak
• komentar singkat terkait dengan pemenang
• mengemukakan anekdot, sindiran
• humor
• …………….

3. Memberi Tanda Jeda Pembacaan
Sebelum teks pengumuman kita bacakan, terlebih dahulu kita harus membubuhkan tanda jeda pembacaan. Perhatikan contoh pemberian tanda jeda pada teks pengumuman berikut!
Teks 1)
Kepada: /
Kru Star FM / dan Masyarakat Umum
Untuk mengembangkan kemampuaan di bidang kepenyiaran, / Manajer Star FM/ akan mengadakan pelatihan singkat kepenyiaran / kepada para kru Star FM dan kepada masyarakat yang berminat. //
Pelatihan akan dilaksanakan pada hari Rabu, / 12 Mei dan Kamis 13 Mei / pukul 14 —15 WIB. //
Kru dan masyarakat yang berminat mengikuti pelatihan ini / dimohon segera mengisi formulir pendaftaran / dan mengembalikan formulir tersebut / paling lambat tanggal 10 Mei 2008. //
Manager Operasional / Star FM //

Keterangan:
/ : ambil napas sejenak // : berhenti sejenak

4. Membacakan Pengumuman
a. Bentuklah beberapa kelompok!
c. Pilihlah satu pembaca pengumuman terbaik dari kelompokmu untuk membacakan teks pengumuman di hadapan teman-teman sekelas!
d. Tiap kelompok memberikan penilaian terhadap kelompok yang tampil!
Teks 1)
LULUSAN TERBAIK SMP NEGERI PEMBINA
TAHUN 2008
DINA ANUGERAHWATI (IX-A)
DODIK ASMOROHADI (IX-B)
RARAS PONCOWATI (IX-B)
Pengumuman tentang lulusan terbaik yang dibacakan pada saat perpisahan siswa kelas IX, dihadiri para orang tua/wali siswa!
Teks 2)
Kepada: /
Kru Star FM / dan Masyarakat Umum
Untuk mengembangkan kemampuan di bidang kepenyiaran, / Manajer Star FM/ akan mengadakan pelatihan singkat kepenyiaran / kepada para kru Star FM dan kepada masyarakat yang berminat. // Pelatihan akan dilaksanakan pada hari Rabu, / 12 Mei dan Kamis 13 Mei / pukul 14—15 WIB. //
Kru dan masyarakat yang berminat mengikuti pelatihan ini / dimohon segera mengisi formulir pendaftaran / dan mengembalikan formulir tersebut paling lambat tanggal 10 Mei 2008. //
Manager Operasional / Star FM //

Home


Watashi wa Larasati des, dozoo yoroshiku

Aku bersemangat sekali ikut kursus bahasa Jepang di Surabaya karena di samping tertarik dengan huruf-hurufnya, kudengar tempat kursus yang kutuju juga mempunyai sensei (guru) orang Jepang. Hari itu kami masuk kelas dengan gembira. Pada saat awal kami diberitahu oleh petugas administrasi bahwa di kelas kami ada dua nama yang sama, yaitu: Joko Bagus. Oleh sebab itu, petugas kemudian menambahkan inisial A dan B pada akhir kedua nama itu.
Pelajaran pertama diisi oleh sensei dari Jepang. Dia mengajak kami untuk saling memperkenalkan diri dengan memberikan contoh. Pertama, dia mencontohkan dengan memperkenalkan diri sendiri. Setelah itu, dia melihat daftar presensi dan mulai membaca nama yang ada untuk contoh. Dia katakan: “Watashi wa Larasati des, dozoo yoroshiku”. Kami mengangguk-angguk tanda mengerti. Setelah itu dia membaca presensi lagi dan mengatakan, “Watashi wa, Joko Bagus Be des…” (baca: watashi wa joko bagus bedes) sampai di situ sontak kami tertawa riuh bahkan ada yang tertawa terpingkal-pingkal. Joko Bagus pun menggerutu dan bergumam dengan bahasa Suroboyo-an: “Aduuuh…mosok, bagus-bagus ngene dikira bedes, Rek” (‘Masak, cakep-cakep begini dikira kera.’), Tawa kami pun semakin meledak dan sensei kami akhirnya ikut tersenyum-senyum walaupun wajahnya terlihat bingung (KL, Ajisai, Vol.1, No.1, Oktober 2002 dalam Kisyani, 2004).

Home