Di Jawa Barat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
dibawah pimpinan Kapten Raymond Westerling. Dia adalah seorang algojo ketika bertugas di
Sulawesi Selatan. Aksi mereka dimulai dari Bandung pada tanggal 23 Januari 1950. Mereka
melakukan serbuan mendadak dan menembak mati setiap tentara yang mereka jumpai termasuk
yang menjadi korban adalah Letnan Kolonel Lembong. Tidak kurang dari 70 TNI menjadi korban
keganasan Westering dan kawan-kawannya.
Panglima Belanda yang ada di Bandung semula tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap tragedi tersebut, meski hampir 1000 anggotanya terlibat aksi teror. Komisaris Tinggi Belanda akhirnya memerintahkan untuk menghalau pasukan Westerling tersebut keluar dari kota Bandung. Atas bantuan dari Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) akhirnya gerombolan itu dapat ditumpas.
Di Jakarta gerakan APRA ini dilakukan dengan bekerja sama dengan Sultan Hamid II yang merancang suatu coup d’etat (perebutan kekuasaan) dengan jalan melakukan serbuan terhadap Sidang Kabinet dan membunuh para menteri Republikein. Namun gerakan tersebut dapat dicegah, sehingga para pelakunya termasuk Sultan Hamid II ditangkap dan kemudian diadili. Tetapi Westerling sendiri tidak sempat ditangkap karena melarikan diri ke negeri Belanda.
4/29/2012
Home »
IPS Terpadu
» Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Patarsono | 4/29/2012
Related Posts
4/29/2012
Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Di Jawa Barat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
dibawah pimpinan Kapten Raymond Westerling. Dia adalah seorang algojo ketika bertugas di
Sulawesi Selatan. Aksi mereka dimulai dari Bandung pada tanggal 23 Januari 1950. Mereka
melakukan serbuan mendadak dan menembak mati setiap tentara yang mereka jumpai termasuk
yang menjadi korban adalah Letnan Kolonel Lembong. Tidak kurang dari 70 TNI menjadi korban
keganasan Westering dan kawan-kawannya.
Panglima Belanda yang ada di Bandung semula tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap tragedi tersebut, meski hampir 1000 anggotanya terlibat aksi teror. Komisaris Tinggi Belanda akhirnya memerintahkan untuk menghalau pasukan Westerling tersebut keluar dari kota Bandung. Atas bantuan dari Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) akhirnya gerombolan itu dapat ditumpas.
Di Jakarta gerakan APRA ini dilakukan dengan bekerja sama dengan Sultan Hamid II yang merancang suatu coup d’etat (perebutan kekuasaan) dengan jalan melakukan serbuan terhadap Sidang Kabinet dan membunuh para menteri Republikein. Namun gerakan tersebut dapat dicegah, sehingga para pelakunya termasuk Sultan Hamid II ditangkap dan kemudian diadili. Tetapi Westerling sendiri tidak sempat ditangkap karena melarikan diri ke negeri Belanda.
dibawah pimpinan Kapten Raymond Westerling. Dia adalah seorang algojo ketika bertugas di
Sulawesi Selatan. Aksi mereka dimulai dari Bandung pada tanggal 23 Januari 1950. Mereka
melakukan serbuan mendadak dan menembak mati setiap tentara yang mereka jumpai termasuk
yang menjadi korban adalah Letnan Kolonel Lembong. Tidak kurang dari 70 TNI menjadi korban
keganasan Westering dan kawan-kawannya.
Panglima Belanda yang ada di Bandung semula tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap tragedi tersebut, meski hampir 1000 anggotanya terlibat aksi teror. Komisaris Tinggi Belanda akhirnya memerintahkan untuk menghalau pasukan Westerling tersebut keluar dari kota Bandung. Atas bantuan dari Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) akhirnya gerombolan itu dapat ditumpas.
Di Jakarta gerakan APRA ini dilakukan dengan bekerja sama dengan Sultan Hamid II yang merancang suatu coup d’etat (perebutan kekuasaan) dengan jalan melakukan serbuan terhadap Sidang Kabinet dan membunuh para menteri Republikein. Namun gerakan tersebut dapat dicegah, sehingga para pelakunya termasuk Sultan Hamid II ditangkap dan kemudian diadili. Tetapi Westerling sendiri tidak sempat ditangkap karena melarikan diri ke negeri Belanda.
Label:
IPS Terpadu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment