2/18/2012

Monyet Species Baru Dari Myanmar

| 2/18/2012


SMP - Species Monyet yang abaru ditemukan ini bernama ilmiah Rhinopithecus strykeri, atau disebut juga dengan monyet jambul elvis, karena model rambut pompadournya atau potongan rambut model Elvis Presley. Para ilmuwan menemukan spesies baru ini di kawasan Mekong, Myanmar. Seperti diberitakan melalui Nationalgeographic, Jumat (16/12/2011), World Wild Fund (WWF) mengatakan monyet jenis ini belum pernah tertangkap kamera dalam keadaan hidup.

Kawasan Mekong, adalah wilayah yang terdiri dari air, tanah basah, pegunungan, dan hutan yang telah dikenal baik oleh para pemburu lokal Himalaya. "Ini benar-benar akhir dari era penemuan mamalia besar. Penemuan jenis primata baru, yang tak diketahui oleh sains, adalah hal yang sangat langka," kata Stuart chapman, Conservation director of WWF for Greater Mekong Program.

"Ke depan kita mungkin hanya pernah melihat satu atau dua penemuan serupa ini. Dan ini  merupakan semacam momen pahit, karena kami pikir jumlah spesies ini sudah sangat sedikit untuk dapat ditemukan," tambahnya.

Para pemburu lokal mengatakan, hidung pesek pada monyet itu menyebabkannya bersin berulang kali ketika hujan badai.

Chapman berpendapat, jika hal ini benar, anomali fisik ini mungkin menyebabkan hewan ini lebih rentan terhadap perburuan atau memosisikan mereka pada suatu kelemahan alami. Namun, ia menambahkan bahwa saat ini fakta mengenai hal tersebut masih sangat minim.

Related Posts

No comments:

2/18/2012

Monyet Species Baru Dari Myanmar



SMP - Species Monyet yang abaru ditemukan ini bernama ilmiah Rhinopithecus strykeri, atau disebut juga dengan monyet jambul elvis, karena model rambut pompadournya atau potongan rambut model Elvis Presley. Para ilmuwan menemukan spesies baru ini di kawasan Mekong, Myanmar. Seperti diberitakan melalui Nationalgeographic, Jumat (16/12/2011), World Wild Fund (WWF) mengatakan monyet jenis ini belum pernah tertangkap kamera dalam keadaan hidup.

Kawasan Mekong, adalah wilayah yang terdiri dari air, tanah basah, pegunungan, dan hutan yang telah dikenal baik oleh para pemburu lokal Himalaya. "Ini benar-benar akhir dari era penemuan mamalia besar. Penemuan jenis primata baru, yang tak diketahui oleh sains, adalah hal yang sangat langka," kata Stuart chapman, Conservation director of WWF for Greater Mekong Program.

"Ke depan kita mungkin hanya pernah melihat satu atau dua penemuan serupa ini. Dan ini  merupakan semacam momen pahit, karena kami pikir jumlah spesies ini sudah sangat sedikit untuk dapat ditemukan," tambahnya.

Para pemburu lokal mengatakan, hidung pesek pada monyet itu menyebabkannya bersin berulang kali ketika hujan badai.

Chapman berpendapat, jika hal ini benar, anomali fisik ini mungkin menyebabkan hewan ini lebih rentan terhadap perburuan atau memosisikan mereka pada suatu kelemahan alami. Namun, ia menambahkan bahwa saat ini fakta mengenai hal tersebut masih sangat minim.

No comments: