--> Pengukuran sebagai Bagian dari Pengamatan | SMP KELUARGA SIAMBATON NAPA

9/13/2015

Pengukuran sebagai Bagian dari Pengamatan

| 9/13/2015
Pengamatan objek dengan menggunakan indra merupakan kegiatan penting untuk
menghasilkan deskripsi suatu benda. Akan tetapi, seringkali pengamatan seperti itu tidak cukup. Kita
memerlukan pengamatan yang memberikan hasil yang pasti ketika dikomunikasikan dengan orang
lain. Sebagai contoh, pernahkah kamu pergi ke penjahit untuk minta dibuatkan baju? Bagaimana
penjahit dapat membuatkan baju dengan ukuran yang tepat? Atau, pernahkah kamu melihat orang
berjual beli buah, misalnya duku? Bagaimanakah menentukan banyaknya duku secara akurat? Semua
peristiwa di atas terkait dengan kegiatan pengukuran. Pada bagian ini, kamu akan mendiskusikan
dan melakukan berbagai kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.

Pengukuran
Mengukur merupakan kegiatan penting dalam kehidupan
dan kegiatan utama di dalam IPA. Contoh, kamu hendak
mendeskripsikan suatu benda, misalnya mendeskripsikan dirimu.
Kemungkinan besar kamu akan menyertakan tinggi badan, umur,
berat badan, dan lain-lain. Tinggi badan, umur, dan berat badan
merupakan sesuatu yang dapat diukur. Segala sesuatu yang dapat
diukur disebut besaran.
Seperti yang telah kamu lakukan, mengukur merupakan kegiatan membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan. Misalnya, kamu
melakukan pengukuran panjang meja dengan jengkalmu. Maka, kamu membandingkan panjang
meja dengan panjang jengkalmu. Jengkalmu dipakai sebagai satuan pengukuran. Sebagai hasilnya,
misalnya panjang meja sama dengan 6 jengkal.
Nah, misalnya ada 3 temanmu melakukan pengukuran panjang meja yang sama, tetapi dengan
jengkal masing-masing. Hasilnya, sebagai berikut:
» Panjang meja = 6 jengkal Andrian.
» Panjang meja = 5,5 jengkal Edo.
» Panjang meja = 7 jengkal Emi.
Mengapa hasil tiga pengukuran itu berbeda? Jelaskan!
Sekarang bayangkan, apa yang terjadi jika setiap pengukuran di dunia ini menggunakan satuan
yang berbeda-beda, misalnya jengkal. Ketika kamu memesan baju ke penjahit dengan panjang
lengan 3 jengkal, kemungkinan besar hasilnya tidak akan sesuai dengan keinginanmu karena
penjahit itu menggunakan jengkalnya. Demikian juga, jika satuan yang digunakan adalah depa,
seperti Gambar 1.10. Oleh karena itu, diperlukan satuan yang disepakati oleh semua orang. Satuan
yang disepakati ini disebut satuan baku.
Mungkin kamu pernah mendengar satuan sentimeter, kilogram, dan detik. Satuan-satuan
tersebut adalah contoh satuan baku dalam ukuran Sistem Internasional (SI). Setelah tahun 1700,
sekelompok ilmuwan menggunakan sistem ukuran yang dikenal dengan nama Sistem Metrik. Pada
tahun 1960, Sistem Metrik dipergunakan dan diresmikan sebagai Sistem Internasional. Penamaan
ini berasal dari bahasa Prancis, Le Systeme Internationale d’Unites.
Dalam satuan SI, setiap jenis ukuran memiliki satuan dasar, contohnya panjang memiliki
satuan dasar meter. Untuk hasil pengukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari meter, dapat
digunakan awalan-awalan, seperti
Tera
Giga
Mega
kilo
hekto
deka
desi
senti
mili
mikro
nano
 Penggunaan awalan ini untuk
memudahkan dalam berkomunikasi karena angkanya menjadi lebih sederhana. Misalnya,
daripada menyebutkan 20.000 meter, lebih mudah menyebutkan 20 kilometer. Nilai kelipatan
awalan tersebut menjangkau benda-benda yang sangat kecil hingga objek yang sangat besar.
Contoh benda yang sangat kecil adalah atom, molekul, dan virus. Contoh objek yang sangat besar
adalah galaksi.
Sistem Internasional lebih mudah digunakan karena disusun berdasarkan kelipatan bilangan
10. Penggunaan awalan di depan satuan dasar SI
menunjukkan bilangan 10 berpangkat yang dipilih. Misalnya, awalan kilo berarti 103 atau 1.000.
Maka, 1 kilometer berarti 1.000 meter. Contoh lain, pembangkit listrik menghasilkan daya 500
Mwatt berarti sama dengan 500.000.000 watt. Jadi, penulisan awalan menyederhanakan angka hasil
pengukuran sehingga mudah dikomunikasikan ke pihak lain.

Related Posts

No comments:

9/13/2015

Pengukuran sebagai Bagian dari Pengamatan

Pengamatan objek dengan menggunakan indra merupakan kegiatan penting untuk
menghasilkan deskripsi suatu benda. Akan tetapi, seringkali pengamatan seperti itu tidak cukup. Kita
memerlukan pengamatan yang memberikan hasil yang pasti ketika dikomunikasikan dengan orang
lain. Sebagai contoh, pernahkah kamu pergi ke penjahit untuk minta dibuatkan baju? Bagaimana
penjahit dapat membuatkan baju dengan ukuran yang tepat? Atau, pernahkah kamu melihat orang
berjual beli buah, misalnya duku? Bagaimanakah menentukan banyaknya duku secara akurat? Semua
peristiwa di atas terkait dengan kegiatan pengukuran. Pada bagian ini, kamu akan mendiskusikan
dan melakukan berbagai kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.

Pengukuran
Mengukur merupakan kegiatan penting dalam kehidupan
dan kegiatan utama di dalam IPA. Contoh, kamu hendak
mendeskripsikan suatu benda, misalnya mendeskripsikan dirimu.
Kemungkinan besar kamu akan menyertakan tinggi badan, umur,
berat badan, dan lain-lain. Tinggi badan, umur, dan berat badan
merupakan sesuatu yang dapat diukur. Segala sesuatu yang dapat
diukur disebut besaran.
Seperti yang telah kamu lakukan, mengukur merupakan kegiatan membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan. Misalnya, kamu
melakukan pengukuran panjang meja dengan jengkalmu. Maka, kamu membandingkan panjang
meja dengan panjang jengkalmu. Jengkalmu dipakai sebagai satuan pengukuran. Sebagai hasilnya,
misalnya panjang meja sama dengan 6 jengkal.
Nah, misalnya ada 3 temanmu melakukan pengukuran panjang meja yang sama, tetapi dengan
jengkal masing-masing. Hasilnya, sebagai berikut:
» Panjang meja = 6 jengkal Andrian.
» Panjang meja = 5,5 jengkal Edo.
» Panjang meja = 7 jengkal Emi.
Mengapa hasil tiga pengukuran itu berbeda? Jelaskan!
Sekarang bayangkan, apa yang terjadi jika setiap pengukuran di dunia ini menggunakan satuan
yang berbeda-beda, misalnya jengkal. Ketika kamu memesan baju ke penjahit dengan panjang
lengan 3 jengkal, kemungkinan besar hasilnya tidak akan sesuai dengan keinginanmu karena
penjahit itu menggunakan jengkalnya. Demikian juga, jika satuan yang digunakan adalah depa,
seperti Gambar 1.10. Oleh karena itu, diperlukan satuan yang disepakati oleh semua orang. Satuan
yang disepakati ini disebut satuan baku.
Mungkin kamu pernah mendengar satuan sentimeter, kilogram, dan detik. Satuan-satuan
tersebut adalah contoh satuan baku dalam ukuran Sistem Internasional (SI). Setelah tahun 1700,
sekelompok ilmuwan menggunakan sistem ukuran yang dikenal dengan nama Sistem Metrik. Pada
tahun 1960, Sistem Metrik dipergunakan dan diresmikan sebagai Sistem Internasional. Penamaan
ini berasal dari bahasa Prancis, Le Systeme Internationale d’Unites.
Dalam satuan SI, setiap jenis ukuran memiliki satuan dasar, contohnya panjang memiliki
satuan dasar meter. Untuk hasil pengukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari meter, dapat
digunakan awalan-awalan, seperti
Tera
Giga
Mega
kilo
hekto
deka
desi
senti
mili
mikro
nano
 Penggunaan awalan ini untuk
memudahkan dalam berkomunikasi karena angkanya menjadi lebih sederhana. Misalnya,
daripada menyebutkan 20.000 meter, lebih mudah menyebutkan 20 kilometer. Nilai kelipatan
awalan tersebut menjangkau benda-benda yang sangat kecil hingga objek yang sangat besar.
Contoh benda yang sangat kecil adalah atom, molekul, dan virus. Contoh objek yang sangat besar
adalah galaksi.
Sistem Internasional lebih mudah digunakan karena disusun berdasarkan kelipatan bilangan
10. Penggunaan awalan di depan satuan dasar SI
menunjukkan bilangan 10 berpangkat yang dipilih. Misalnya, awalan kilo berarti 103 atau 1.000.
Maka, 1 kilometer berarti 1.000 meter. Contoh lain, pembangkit listrik menghasilkan daya 500
Mwatt berarti sama dengan 500.000.000 watt. Jadi, penulisan awalan menyederhanakan angka hasil
pengukuran sehingga mudah dikomunikasikan ke pihak lain.

No comments: