Di atmosfer uap air menyebar, dan kembali ke
permukaan bumi sebagai hujan, salju, dan bentuk hujan
lainnya. Di atmosfer, molekul air bergabung dengan polutan
udara, misalnya gas karbondioksida yang terlarut dalam
titik-titik air kemudian bergabung membentuk air dalam
hujan, menghasilkan asam karbonat lemah. Akibatnya pH
air hujan yang biasanya normal menjadi asam. Polutan
udara, khususnya sulfur dioksida dan nitrogen oksida,
meningkatkan keasaman air hujan. Dengan adanya sinar
matahari, polutan ini bereaksi dengan air dan oksigen di
udara membentuk asam sulfat dan asam nitrat. Jadi, hujan
asam adalah hujan atau salju yang keasamannya lebih
daripada air hujan yang tidak terpolusi. Sulfur dilepaskan
terutama oleh pembakaran batubara pabrik dan energi yang
berasal dari tumbuhan. Sumber utama nitrogen oksida
adalah knalpot kendaraan bermotor.
Pada beberapa kota dan area industri berat, jumlah
polutan dilepaskan ke udara begitu besar sehingga hujan
atau salju menjadi asam seperti asam cuka; bahkan kabut
dan embun dapat menjadi asam sebagai akibat polusi udara.
Air hujan yang tidak terpolusi
mempunyai pH 5,6 – 5,7. Hujan
dengan pH dibawah 5,6 dianggap
asam.
Hujan melarutkan kal-sium,
potasium, dan nutrien berharga
lainnya dari tanah. Karena
nutrien ini tercuci oleh hujan
asam, tanah menjadi kurang
subur. Hilangnya nutrien ini
dapat menyebabkan kematian
pohon. Hujan asam juga menghancurkan
jaringan tumbuhan
dan mengganggu pertumbuhan
tumbuhan tersebut dan fiksasi nitrogen. Banyak pohon di
hutan yang mati sebagai akibat hujan asam
Hujan asam juga mempunyai efek pada ekosistem
danau. Hujan asam yang jatuh ke danau, melalui aliran
sungai, menyebabkan pH pada ekosistem tersebut turun
di bawah normal. Berubahnya keasaman air mengganggu
ekosistem danau.
permukaan bumi sebagai hujan, salju, dan bentuk hujan
lainnya. Di atmosfer, molekul air bergabung dengan polutan
udara, misalnya gas karbondioksida yang terlarut dalam
titik-titik air kemudian bergabung membentuk air dalam
hujan, menghasilkan asam karbonat lemah. Akibatnya pH
air hujan yang biasanya normal menjadi asam. Polutan
udara, khususnya sulfur dioksida dan nitrogen oksida,
meningkatkan keasaman air hujan. Dengan adanya sinar
matahari, polutan ini bereaksi dengan air dan oksigen di
udara membentuk asam sulfat dan asam nitrat. Jadi, hujan
asam adalah hujan atau salju yang keasamannya lebih
daripada air hujan yang tidak terpolusi. Sulfur dilepaskan
terutama oleh pembakaran batubara pabrik dan energi yang
berasal dari tumbuhan. Sumber utama nitrogen oksida
adalah knalpot kendaraan bermotor.
Pada beberapa kota dan area industri berat, jumlah
polutan dilepaskan ke udara begitu besar sehingga hujan
atau salju menjadi asam seperti asam cuka; bahkan kabut
dan embun dapat menjadi asam sebagai akibat polusi udara.
Air hujan yang tidak terpolusi
mempunyai pH 5,6 – 5,7. Hujan
dengan pH dibawah 5,6 dianggap
asam.
Hujan melarutkan kal-sium,
potasium, dan nutrien berharga
lainnya dari tanah. Karena
nutrien ini tercuci oleh hujan
asam, tanah menjadi kurang
subur. Hilangnya nutrien ini
dapat menyebabkan kematian
pohon. Hujan asam juga menghancurkan
jaringan tumbuhan
dan mengganggu pertumbuhan
tumbuhan tersebut dan fiksasi nitrogen. Banyak pohon di
hutan yang mati sebagai akibat hujan asam
Hujan asam juga mempunyai efek pada ekosistem
danau. Hujan asam yang jatuh ke danau, melalui aliran
sungai, menyebabkan pH pada ekosistem tersebut turun
di bawah normal. Berubahnya keasaman air mengganggu
ekosistem danau.
No comments:
Post a Comment