SMP - Ternyata, di wilayah luar sistem tata surya yang tidak terjangkau pengaruh Matahari, terdapat banyak atom oksigen mengambang bebas. Demikian temuan para ilmuan baru-baru ini. Namun para peneliti masih kebingungan mereka tidak yakin mengapa wilayah tersebut memiliki banyak atom oksigen, namun mereka yakin bahwa terdapat kemungkinan adanya unsur pendukung kehidupan yang tersembunyi di antara debu atau es.
"Kami menemukan ini teka-teki besar bahwa materi di luar tata surya kita tidak seperti yang ada di bagian dalam," kata David McComas dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas.
Seperti diberitakan Associated Press , penemuan ini berasal dari pesawat ruang angkasa NASA Interstellar Boundary Explorer (Ibex), yang diluncurkan pada tahun 2008 untuk mempelajari kekacauan wilayah perbatasan tempat angin Matahari berbenturan dengan gas dingin dari ruang antar bintang.
Mengelilingi 200.000 mil di atas Bumi, satelit Ibex memergoki partikel-partikel yang mengalir ke dalam sistem tata surya. Sebuah gelembung pelindung yang melingkupi Matahari dan planet-planet mencegah menyusupnya radiasi kosmik berbahaya, tetapi partikel netral dapat lewat dengan bebas, sehingga memungkinkan Ibex untuk memetakan distribusi mereka.
Menurut para ilmuwan, kehadiran ruang tanpa oksigen di luar tata surya tidak akan berpengaruh pada pencarian planet yang menyerupai bumi. Geoff Marcy dari University of California, Berkeley mengatakan ada banyak oksigen dalam semua bintang di galaksi dan di dalam bahan asal terbentuknya bintang-bintang dan planet.
Sementara Ibex mengelilingi tepi tata surya dari orbit Bumi, pesawat ruang angkasa kembar bertenaga nuklir Voyager berada di tepi tata surya. Diluncurkan pada 1977, pesawat ruang angkasa Voyager telah mengeksplorasi batas tata surya sejak tahun 2004.Para ilmuwan mengatakan, dalam hitungan bulan atau tahun, Voyager 1 akan keluar dari tata surya dan menjadi satelit buatan manusia pertama yang menyeberang ke ruang antar bintang.
2/08/2012
Ilmuwan Menemukan Oksigen di Luar Tata Surya
SMP - Ternyata, di wilayah luar sistem tata surya yang tidak terjangkau pengaruh Matahari, terdapat banyak atom oksigen mengambang bebas. Demikian temuan para ilmuan baru-baru ini. Namun para peneliti masih kebingungan mereka tidak yakin mengapa wilayah tersebut memiliki banyak atom oksigen, namun mereka yakin bahwa terdapat kemungkinan adanya unsur pendukung kehidupan yang tersembunyi di antara debu atau es.
"Kami menemukan ini teka-teki besar bahwa materi di luar tata surya kita tidak seperti yang ada di bagian dalam," kata David McComas dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas.
Seperti diberitakan Associated Press , penemuan ini berasal dari pesawat ruang angkasa NASA Interstellar Boundary Explorer (Ibex), yang diluncurkan pada tahun 2008 untuk mempelajari kekacauan wilayah perbatasan tempat angin Matahari berbenturan dengan gas dingin dari ruang antar bintang.
Mengelilingi 200.000 mil di atas Bumi, satelit Ibex memergoki partikel-partikel yang mengalir ke dalam sistem tata surya. Sebuah gelembung pelindung yang melingkupi Matahari dan planet-planet mencegah menyusupnya radiasi kosmik berbahaya, tetapi partikel netral dapat lewat dengan bebas, sehingga memungkinkan Ibex untuk memetakan distribusi mereka.
Menurut para ilmuwan, kehadiran ruang tanpa oksigen di luar tata surya tidak akan berpengaruh pada pencarian planet yang menyerupai bumi. Geoff Marcy dari University of California, Berkeley mengatakan ada banyak oksigen dalam semua bintang di galaksi dan di dalam bahan asal terbentuknya bintang-bintang dan planet.
Sementara Ibex mengelilingi tepi tata surya dari orbit Bumi, pesawat ruang angkasa kembar bertenaga nuklir Voyager berada di tepi tata surya. Diluncurkan pada 1977, pesawat ruang angkasa Voyager telah mengeksplorasi batas tata surya sejak tahun 2004.Para ilmuwan mengatakan, dalam hitungan bulan atau tahun, Voyager 1 akan keluar dari tata surya dan menjadi satelit buatan manusia pertama yang menyeberang ke ruang antar bintang.
"Kami menemukan ini teka-teki besar bahwa materi di luar tata surya kita tidak seperti yang ada di bagian dalam," kata David McComas dari Southwest Research Institute di San Antonio, Texas.
Seperti diberitakan Associated Press , penemuan ini berasal dari pesawat ruang angkasa NASA Interstellar Boundary Explorer (Ibex), yang diluncurkan pada tahun 2008 untuk mempelajari kekacauan wilayah perbatasan tempat angin Matahari berbenturan dengan gas dingin dari ruang antar bintang.
Mengelilingi 200.000 mil di atas Bumi, satelit Ibex memergoki partikel-partikel yang mengalir ke dalam sistem tata surya. Sebuah gelembung pelindung yang melingkupi Matahari dan planet-planet mencegah menyusupnya radiasi kosmik berbahaya, tetapi partikel netral dapat lewat dengan bebas, sehingga memungkinkan Ibex untuk memetakan distribusi mereka.
Menurut para ilmuwan, kehadiran ruang tanpa oksigen di luar tata surya tidak akan berpengaruh pada pencarian planet yang menyerupai bumi. Geoff Marcy dari University of California, Berkeley mengatakan ada banyak oksigen dalam semua bintang di galaksi dan di dalam bahan asal terbentuknya bintang-bintang dan planet.
Sementara Ibex mengelilingi tepi tata surya dari orbit Bumi, pesawat ruang angkasa kembar bertenaga nuklir Voyager berada di tepi tata surya. Diluncurkan pada 1977, pesawat ruang angkasa Voyager telah mengeksplorasi batas tata surya sejak tahun 2004.Para ilmuwan mengatakan, dalam hitungan bulan atau tahun, Voyager 1 akan keluar dari tata surya dan menjadi satelit buatan manusia pertama yang menyeberang ke ruang antar bintang.
Label:
IPTEK
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment